Batik Singo Mengkok sebagai Pendidikan Seni Berbasis Lokalitas
Keywords:
batik klasik, lokalitas, pendidikan seni, singo mengkokAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi lokal yang berupa artefak batik Singo Mengkok masa Islam peralihan abad 15 M sebagai pendidikan seni berbasis lokalitas. Menggunakan metode kualitatif deskriptif-analitik dengan teori ikonografi-ikonologi Erwin Panofsky dan konsep-konsep pendidikan seni sebagai pisau analisisnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seni berbasis lokalitas dapat bersumber dari nilai-nilai artistik dan estetis batik Singo Mengkok. Nilai artistik berupa pengetahuan batik secara umum, sejarah lokal, fakta akulturasi-sinkretis, kreativitas lokal dan pengalaman atau keterampilan berkarya. Nilai estetis berupa makna simbolik yang bertautan erat dengan lingkungan sosio-budaya masyarakat pendukungnya. Motif singa merepresentasikan pengekang hawa nafsu, ajaran Islam dan tokoh Islamisasi (sembilan Waliullah) di tanah Jawa. Motif garuda merepresentasikan pelepasan, pengorbanan, bakti terhadap orang tua, cinta tanah air dan pemberantas kejahatan. Motif mahkota merepresentasikan kekuasaan Illahi dalam jagat raya, tingkatan alam dunia, ajaran Rasulullah dan unsur kehidupan. Batik Singo Mengkok dapat menjadi media ajar lokal dalam pendidikan seni formal, nonformal dan informal pada masyarakat pesisir utara Jawa, khususnya pada masyarakat pesisir Lamongan.